klik 'SUKA' yaaa ...

Rabu, 19 September 2012

Museum Fatahillah (Kota Tua), Riwayatmu Kini....


Pernah dengar kawasan atau obyek wisata “Kota Tua” di Jakarta? Yup, sebuah kawasan yang terdiri dari gedung-gedung tua peninggalan jaman kolonial Belanda, yang berada di wilayah barat kota Jakarta. Banyak gedung yang masih dimanfaatkan, terutama untuk museum. Tetapi ada juga yang sudah tak terawat dan terbengkalai.

Nah, salah satu museum tersebut adalah museum Fatahillah, yang menjadi pusat keramaian di “Kota Tua” ini. Museum Fatahillah ini juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia, yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.

Menurut data dari Wikipedia, gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Meski punya nilai sejarah tinggi, kawasan museum Fatahillah ini sungguh memprihatikan. Antara pedagang asongan, jasa sepeda tua, sampai tukang andong (sado) bercampur baur di pelataran museum tanpa beraturan. Sehingga pengunjung jadi kurang nyaman. Apalagi sampah juga berserakan dimana-mana, bercampur daun pepohonan yang berguguran. Belum lagi kalau sudah musim hujan, waduuuh…, parah banget !

Berikut foto-foto yang saya ambil beberapa waktu lalu, saat berkunjung ke kawasan Kota Tua, saat musim hujan sudah tiba.

 Sedang dalam perbaikan, Museum Fatahillah nampak kumuh dan kurang indah.


Tidak ada yang mengatur, mobil pick-up, sepeda motor dan sado parkir sembarangan.


 Lebih parah lagi, pedagangan asongan (baik yang jalan kaki maupun pakai gerobak) leluasa berkeliling seputaran museum.

 Di dalam museum, udara berbau busuk dan pengap, karena jendela-jendela besar ditutup semua (biasanya dibuka).

Saat hujan turun, ruangan dalam museum bocor dan lantai menjadi basah. Bisa jadi ini mempercepat pelapukan lantai kayu yang tentunya sudah berumur ratusan tahun.

Sisi menariknya, sepeda yang disewakan semuanya nampak "tua" ditambah lagi dengan topi-topi dari jaman penjajahan Belanda.