Pernah dengar kawasan atau obyek wisata “Kota Tua” di Jakarta? Yup, sebuah kawasan yang terdiri dari gedung-gedung tua
peninggalan jaman kolonial Belanda, yang berada di wilayah barat kota Jakarta. Banyak
gedung yang masih dimanfaatkan, terutama untuk museum. Tetapi ada juga yang
sudah tak terawat dan terbengkalai.
Nah, salah satu museum tersebut adalah
museum Fatahillah, yang menjadi pusat keramaian di “Kota Tua” ini. Museum
Fatahillah ini juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum
Batavia, yang terletak di
Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta
Barat dengan
luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Menurut data dari Wikipedia, gedung ini dulu adalah sebuah Balai
Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang
dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri
atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan
sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah
tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30
Maret 1974, gedung ini
kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Meski punya nilai sejarah tinggi, kawasan museum Fatahillah ini
sungguh memprihatikan. Antara pedagang asongan, jasa sepeda tua, sampai tukang andong
(sado) bercampur baur di pelataran museum tanpa beraturan. Sehingga pengunjung
jadi kurang nyaman. Apalagi sampah juga berserakan dimana-mana, bercampur daun
pepohonan yang berguguran. Belum lagi kalau sudah musim hujan, waduuuh…, parah banget
!
Berikut foto-foto yang saya ambil beberapa waktu lalu, saat
berkunjung ke kawasan Kota Tua, saat musim hujan sudah tiba.
Tidak ada yang mengatur, mobil pick-up, sepeda motor dan sado parkir sembarangan.
Lebih parah lagi, pedagangan asongan (baik yang jalan kaki maupun pakai gerobak) leluasa berkeliling seputaran museum.
Di dalam museum, udara berbau busuk dan pengap, karena jendela-jendela besar ditutup semua (biasanya dibuka).
Saat hujan turun, ruangan dalam museum bocor dan lantai menjadi basah. Bisa jadi ini mempercepat pelapukan lantai kayu yang tentunya sudah berumur ratusan tahun.
Sisi menariknya, sepeda yang disewakan semuanya nampak "tua" ditambah lagi dengan topi-topi dari jaman penjajahan Belanda.