klik 'SUKA' yaaa ...

Sabtu, 17 Agustus 2013

Hutan Spanduk di Sepanjang Jalan Transyogi

Mungkin untuk sebagian masyarakat Jakarta kurang familiar dengan Jalan Transyogi -- dan lebih mengenal dengan Jalan Alternatif Cibubur -- yang menghubungkan jalur dari Bumi Perkemahan Cibubur (atau sekarang orang lebih mengenal Cibubur Junction) sampai perempatan (fly over) Cileungsi, sepanjang lebih kurang 10 km. Uniknya, jalur ini ternyata ‘milik’ 4 daerah kabupaten/kota, yaitu Jakarta Timur, Depok, Bekasi & Kabupaten Bogor, karena secara geografis dilewati oleh jalan ini.

Transyogi sendiri dipilih menjadi nama jalan, rupanya berasal dari nama gubernur Jawa Barat periode 1985-1993, yaitu Bapak R. Mohammad Yogie Suardi Memet. Selain ingin menyertakan namanya, ada pertimbangan lain yang dilakukan Pak Gubernur saat akan memberikan nama pada jalan itu, yakni mempengaruhi sisi flora, kontur tanah dan geometri.


Memang, awal 90-an jalan ini begitu asri dengan berbagai tumbuhan yang ada di sepanjang kiri dan kanan jalan. Tapi dengan semakin berkembangnya jaman, sekarang sudah berganti dengan deretan bangunan megah, ruko dan tempat kuliner waralaba, dan juga perumahan elite. Sehingga bukan lagi keasriannya yang dikenal, tetapi (sebagai) biang kemacetan, selain (tentu saja) ‘hutan’ spanduk yang sangat mengganggu di sepanjang jalan.

 Jambore (POM Bensin) awal Jalan Transyogi

 Pertokoan Citra Gran, lumayan asri.

 Macetnya minta ampun !

 Spanduk perumahan mendominasi.

 Jembatan Cikeas, setelah renovasi.

Spanduk & Baliho dimana-mana.

Kamis, 11 Juli 2013

Taman Budaya Tionghoa Indonesia di TMII Jakarta

Berwisata ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) – yang berlokasi di wilayah timur Jakarta, tepatnya di daerah Pondok Gede – tentu bukan lagi sekedar melihat anjungan daerah (propinsi) yang ada di Indonesia semata. Selain miniatur rumah adat & kebudayaan dari 33 propinsi (saat awal berdiri baru 27 propinsi), juga sudah ada berbagai museum dan sarana bermain yang banyak ragamnya, yang dibangun di taman wisata yang digagas oleh Ibu Tien Soeharto (alm) sekitar tahun 1975 ini.

Satu anjungan yang baru dibangun – dan patut dikunjungi tentunya – adalah Taman Budaya Tionghoa Indonesia (TBTI – TMII), yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2006. Secara singkat, Taman Budaya Tionghoa Indonesia ini adalah salah satu wahana yang dapat memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa suku Tionghoa (termasuk sejarah dan budayanya) merupakan bagian integral dalam sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

Sesuai tujuannya, pembangunan taman budaya ini nampaknya dimaksudkan untuk memamerkan artefak, foto-foto, arsitektur, taman serta sejarah yang berkaitan dengan eksistensi suku Tionghoa di kepulauan nusantara. Maka tak heran kalau kita menjumpai patung-patung ukuran raksasa – beserta penjelasan sejarahnya – seperti Monumen Kera Sakti, Legenda Sampek Engtay, Monumen Kesatria Kwan Kong, dan juga Wisma Budaya Marga Zhou. Seperti yang terlihat dalam foto-foto berikut ini:

 Monumen Kera Sakti

 Monumen Legenda Sampek Engtay

 Monumen Kesatria Kwan Kong

 Piagam ucapan terima kasih kepada Penasehat Yayasan harapan Kita

 Wisma Budaya Marga Zhou

Gerbang masuk Taman Budaya Tionghoa Indonesia (TBTI)

Senin, 10 Juni 2013

Water Kingdom Adventure – Mekarsari (Bogor)

Sebenarnya ini obyek wisata “taman air” yang boleh dikata salah satu terbesar dan termegah di Asia, karena luas area yang dipergunakan Water Kingdom Adventure ini adalah 6,5 hektar. Sebagai wahana family aquatic adventure park, konsep yang ditawarkan adalah gabungan bermain (play), pendidikan jasmani (physial education), olahraga (sport), rekreasi  (recreation) dan zona kenyamanan (leisure).

Untuk mencapai lokasi obyek wisata inipun, tepatnya di Jl. Raya Cileungsi Jonggol Km. 3, Cileungsi (Kab. Bogor)juga  tergolong mudah. Bagi yang dari arah Jakarta – melalui jalan tol – bisa keluar di exit tol Cibubur, langsung menuju arah Mekarsari / Jonggol, melalui jalan Alternatif Cibubur (Trans Yogie). Kalau tidak dalam kondisi macet, hanya 45 menit waktu yang ditempuh dari pintu tol ini, tetapi saat akhir pekan, bisa lebih 2 jam untuk sampai ke obyek yang letaknya 100 meter setelah Taman Buah Mekarsari.

Untuk yang suka “memanjakan perut” juga tidak perlu khawatir, karena Water Kingdom menyediakan beragam jenis makanan dan minuman di gerai-gerai yang tersebar di deretan restaurant, juice bar, food stall, coffee shop dan food court.


Berikut adalah (sebagian kecil) foto dari wahana yang ada, yang diambil saat Water Kingdom Adventure Mekarsari baru soft-opening:













Senin, 20 Mei 2013

Memacu Minta Baca Anak

Entah karena perkembangan teknologi yang sudah begitu maju -- terutama televisi dan internet -- atau karena kurangnya dorongan dari lingkungan sekitar, sehingga ada kecenderungan anak-anak makin hari makin kurang dalam hal minat baca. Dan bisa dibayangkan, munculnya taman bacaan ataupun perpustakaan umum bukanlah hal yang menarik (lagi) bagi anak-anak.

Mau tidak mau, upaya-upaya yang bersifat inovatif harus dilakukan oleh para pengelola Perpustakaan, baik yang ada di wilayah perkampungan sampai di perkotaan yang padat penduduk. Salah satunya, yang dilakukan Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor -- Perpustakaan Desa dengan predikat Terbaik I Kabupaten Bogor tahun 2012 dan Terbaik II Propinsi Jawa Barat tahun 2012 --  adalah dengan ‘mengundang’ siswa yang masih sekolah di tingkat SD untuk datang dan mengunjungi Perpustakaan.

Tidak sekedar diundang, tapi siswa diajak berbicara secara interaktif, untuk lebih memahami fungsi dan tujuan sebuah Perpustakaan didirikan, sehingga siswa (baca: anak-anak) merasa begitu penting untuk berkunjung ke Perpustakaan.


Berikut ‘liputan’ kunjungan salah satu SD Negeri di Cileungsi ke Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul:


 Berbaris rapi: Sambil menunggu rombongan yang lain.

 Isi Daftar Hadir: Membiasakan untuk tertib.

 Asyiiik... Dapat Duit: Tanya jawab interaktif dengan Kepala perpustakaan Desa.

 Memilih Buku: Dengan koleksi buku yang variatif, anak-anak lebih antusias.

 Buku Cerita: Antusias membaca buku, walau (mayoritas) lebih suka cerita bergambar.

Senyuuum....: Setiap pengunjung 'wajib' punya Kartu Anggota.

Selasa, 09 April 2013

Kampung China, Obyek Wisata Favorit di Kota Wisata

Pernah mendengar – atau bahkan mengunjungi – Perumahan Kota Wisata, yang ada di kawasan Cibubur? Yup.., ternyata memang tak percuma menyandang nama Kota Wisata (Kota Sejuta Pesona). Karena meski statusnya perumahan, Perumahan Kota Wisata juga menjadikan dirinya sebagai kawasan ‘tujuan wisata'. Kota Wisata secara geografis masuk wilayah Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Dari sekian banyak arena dan wahana wisata di perumahan mewah ini, Kampung China tergolong sukses. Area yang berisikan aneka toko dan kios cinderamata, busana, dan lain lain --  yang tentu saja bernuansa China ini -- masih terus diminati wisatawan dari manapun, baik dari sekitar Cibubur maupun luar kota.

Untuk menuju Kota Wisata, tidaklah sulit. Dari kota Jakarta yang menggunakan tol dalam kota, cukup keluar tol Cibubur dan mengikuti Jalan Alternatif (Trans Yogie) menuju arah Cileungsi atau Taman Buah Mekarsari. Jaraknya kira-kira 13 km dari pintu tol tersebut. Kota Wisata ada di sebelah kiri jalan, dengan gerbang ciri khas bergambar kincir angin.


Nah, untuk menuju Kampung China, cukup masuk ke area perumahan mewah ini (tidak dipungut biaya), sekitar 1 km dari gerbang utama, ada di sebelah kanan jalan. Sesuai namanya, Kampung China ditandai dengan Gerbang Kemakmuran dengan 2 buah patung besar membawa pedang dan obor, berhiaskan lampion. Sedang untuk ‘suasana’ Kampung China sendiri, bisa dilihat dari foto-foto dibawah ini:


 Jembatan Sungai Kecil: Dijaga oleh (patung) Naga Merah.


 Burung Garuda?: Berada di atap beberapa bangunan yang ada di Kampung China.


 Lampion: Ciri khas Kampung China, sayang cat-nya sudah banyak mengelupas.


 Gerbang Kampung China: Pintu utama Kampung China, paling laku untuk foto-foto.


The Forbidden City: Gerbang menuju aneka gerai kerajinan khas China.

Toko Obat?: Nyatanya yang dijual adalah aneka tas dan asesoris.